Ustad Shodri mempunyai nama lengkap beserta gelar huruf HM di belakang namanya adalah singkatan dari nama bapaknya, Haji Muhir. Ia lahir di Cakung, Jakarta Timur pada tanggal 1 Januari 1953 dari pasangan Guru Haji Muhir bin Fo’an dan Hj. Ma`ani binti Salim dan merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara. Ia menikah dengan Hj. Siti Mahwa BA dan dikaruniai empat orang anak, dua lelaki dan dua perempuan.
Kecintaan beliau akan ilmu ditunjukkan dengan mengaji kepada para Ulama dan Habaib. Ia pernah mengaji kepada KH. Ali Syibromalisi, Muallim KH. M. Syafi`i Hadzami, KH. Hasbiyallah, pendiri dan pemimpin Perguruan Islam Al Wathoniyah Pusat, KH. Muhajirin Amsar Ad Dari, Habib Ali Bungur, Habib Ali Kwitang, bahkan beliau pernah belajar Qira’ah di salah satu pesantren di Banten, serta ulama Betawi dan non Betawi lainnya. Faktor usia yang menginjak 69 tahun, tidak menghalangi beliau untuk terus mengkaji dan mendalami khazanah kitab-kitab klasik, saat ini kegiatan pengajian masih aktif di kediaman beliau, setiap selasa ba’da shubuh dengan kajian Kitab Mizan Al Kubra, Ihya Ulumuddin, dan salah satu karya Ulama Jakarta Mishbah al Zhalam yang tulis oleh KH. Muhajirin Amsar Ad Daari. Ditambah dengan pengajian setiap senin malam di minggu pertama yang dibimbing oleh Habib Ali Bin Abdurrahman Assegaf pada tiap bulannya dengan kajian kitab Tarbiyyatul Aulad Fil Islam karya Abdullah Nasih ‘Ulwan.
Setelah tamat dari sekolah dasar pada tahun 1966, Ia menghabiskan masa sekolahnya sampai setingkat Aliyah di Al Wathoniyah Pusat. Kemudian, meneruskan pendidikannya ke Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Setelah itu, ia melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta atau UNJ) jurusan Bahasa Arab, Rawamangun dan mendapat gelar doctorandus pada tahun 1981. Berbekal pendidikan yang diperoleh, beliau mengabdikan diri sebagai guru pendidikan agama Islam di beberapa sekolah negeri di Jakarta, antara lain beliau pernah menjadi tenaga pengajar di SMA Negeri 26 Jakarta, SMA Negeri 51 Jakarta, dan SMA Negeri 44 Jakarta.
Seperti murid-murid KH. Hasbiyallah lainnya, Ia pun mendirikan cabang Perguruan Islam Al Wathoniyah, yaitu Al Wathoniyah 9 (Yayasan Al Wathoniyah Ashshodriyah 9) yang didirikan pada tahun 1982 dengan akta notaris Ny. S. Kamariah Suparwo, SH pada tanggal 7 Agustus 1985.
Pada saat awal berdiri, Yayasan tersebut menggeluti bidang pendidikan formal, yaitu : Madrasah Diniyah, Tahun 1982; TK Al Wathoniyah 9, Tahun 1982 s/d sekarang; MTs Al Wathoniyah 9, Tahun 1983; MA Al Wathoniyah 9, Tahun 1984; SMA Yapenwa 9, Tahun 1984; SMEA Yapenwa 9, Tahun 1984; SD Al Wathoniyah 9 Jakarta, Tahun 1986 s/d sekarang; SMP Al Wathoniyah 9 Jakarta, Tahun 1988 s/d sekarang; SMK Dinamika Pembangunan 1 Jakarta, Tahun 1994 s/d sekarang; SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta, Tahun 1996 s/d sekarang. Di bawah Kepemimpinan beliau, saat ini Yayasan Al Wathoniyah 9 memiliki peserta didik kurang lebih 5000 orang dari tingkat TK s/d SMK setiap tahunnya. Karena Beliau berpandangan bahwa upaya strategis dalam membina masyarakat agar lebih baik ke depan adalah melalui pendidikan.